Moch M. Muharam - Semburan Lumpur Lapindo dalam Wacana Korban


Tugas Akhir/Skripsi Ilmu Politik
Disusun oleh: Moch M. Muharam
Universitas Airlangga
Program Studi Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Intisari:

Penelitian dalam tesis ini bertujuan untuk mengetahui wacana (pokok) dari kelompok korban semburan Lumpur Lapindo tentang Komitmen Lapindo dan Keberpihakan pemerintah pusat terhadap korban, skema ganti rugi 20:80 serta wacana tentang bencana alam. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan demikian peneliti adalah sebagai instrumen penelitian, maka dari itu peneliti secara langsung melakukan wawancara mendalam dengan pemimpin kelompok korban.

Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa penilaian, pandangan ataupun wacana kelompok korban terhadap persoalan pokok adalah beragam. Tetapi ketika Menanggapi keputusan pengadilan dan rekomendasi DPR yang menyatakan bahwa semburan lumpuran adalah peristiwa bencana alam, maka hampir keseluruhan kelompok korban menanggapinya secara seragam yaitu mengemukakan wacana penolakkan terhadap keputusan pengadilan dan rekomendasi DPR tersebut. Selain wacana bencana alam, maka wacana lainnya yang dimunculkan oleh kelompok korban sangat beragam. Ketika melakukan penilaian terhadap komitmen Lapindo terhadap korban semburan Lumpur. Sebagian kelompok menanggapinya secara positif artinya Lapindo dinilai telah berkomitmen terhadap kepentingan korban. Kelompok yang memunculkan wacana yang bernada puas terhadap Lapindo karena latar belakang mereka yang dekat dengan tokoh publik (yang mempunyai akses ke kekuasaan dan Lapindo) ataupun secara langsung kelompok korban dekat dengan eksekutif dan mereka dalam kondisi sudah terpuaskan dengan nilai ganti rugi. Sedangkan kelompok korban yang memunculkan wacana yang bernada kecewa kepada Lapindo karena latar belakang kelompok yang tidak memperoleh ganti rugi sebagaimana yang dikehendakinya.

Sedangkan wacana yang dimunculkan oleh korban mengenai keberpihakan pemerintah pusat kepada korban semburan lumpur, maka terdapat wacana positif yang dimunculkan oleh kelompok korban. Kelompok korban memunculkan wacana positif dilatarbelakangi oleh kedekatan dengan pemerintah pusat dan mereka pun puas terhadap kompensasi ganti rugi yang diterimanya. Sedangkan yang kecewa karena menilai pemerintah bekerja dengan setengah hati, tidak konsisten dan tidak memihak kepada korban.  Sedangankan terhadap skema ganti rugi 20:80, sebagian besar kelompok korban menyetujuhi walaupun karena faktor yang berbeda-beda, hanya satu kelompok korban yang tidak setuju skema tersebut karena mengingikan skema alternatif yaitu ganti rugi yang berupa pemilikan saham terhadap kekayaan alam yang nantinya akan dihasilkan di tempat terjadinya semburan Lumpur. Karena keinginan yang berbeda tersebut maka memunculkan wacana yang berbeda dengan wacana yang dimunculkan oleh kelompok lainnya. Perbedaan wacana tersebut semakin memperkuat proposisi bahwa wacana merupakan manifes dari sebuah kepantingan, wacana adalah bentuk simbol dari perbedaan posisi dalam sebuah peristiwa atau momen tertentu.

No comments:

Post a Comment