Tugas Akhir/Skripsi Ilmu Politik
Disusun oleh: Titok
Septyantono
Universitas Airlangga
Program Studi Ilmu
Politik
Fakultas Ilmu
Sosial Ilmu Politik
Intisari:
Munculnya dua nama yang
memperebutkan surat
rekomendasi dari DPP Partai Golkar untuk ikut berkontetasi dalam Pemilihan
Kepala Daerah Kota Surabaya 2010. Dua nama tersebut adalah Adies Kadir dan
Yusuf Husni. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan pada
akhirnya DPP Partai Golkar menjatuhkan pilihannya pada Adies Kadir untuk maju
dalam Pemilihan Kepala Daerah Kota Surabaya 2010 berdasarkan hasil survey yang
telah dilakukan oleh DPP Partai Golkar. Hal ini membuat kekecewaan dari kubu
pendukung Yusuf Husni, sehingga membuat Partai Golkar terpecah. Pada tahun 2010
ini, Yusuf Husni terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Pimpinan Daerah
Kolektif Kosgoro 1957 Jawa Timur. Anggota Kosgoro 1957 mendukung Yusuf Husni
untuk menjadi Walikota Surabaya. Tetapi harapan tersebut musnah seiring dengan
turunnya Surat Rekomendasi dari DPP Partai Golkar. Oleh karena itu, anggota
Kosgoro 1957 juga ikut mempertanyakan hasil survei yang menggagalkan Ketua
mereka untuk maju dalam Pemilihan Kepala Daerah Kota Surabaya. Penelitian ini
fokus pada afiliasi politik Kosgoro 1957 yang tidak terjadi perubahan afiliasi
pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Surabaya 2010. Terjadi dinamika politik dalam
intern Partai Golkar maupun Kosgoro 1957. Kosgoro 1957 merupakan salah satu
pilar pendiri Partai Golkar sehingga tidak dapat dipungkiri lagi loyalitasnya
pada Partai Golkar. Keterikatan historis ini merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi afiliasi politik Kosgoro 1957. Faktor lain yang mempengaruhi
afiliasi politik Kosgoro 1957 ialah keanggotaan ganda yang dimiliki oleh
anggota Kosgoro 1957. Sebagian anggota Kosgoro 1957 merupakan pengurus inti
dalam Partai Golkar sehingga loyalitasnya tidak dapat diragukan lagi. Selain
itu, Kosgoro 1957 memiliki kepentingan tersendiri di luar Partai Golkar.
No comments:
Post a Comment